







Study with the several resources on Docsity
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Prepare for your exams
Study with the several resources on Docsity
Earn points to download
Earn points by helping other students or get them with a premium plan
Community
Ask the community for help and clear up your study doubts
Discover the best universities in your country according to Docsity users
Free resources
Download our free guides on studying techniques, anxiety management strategies, and thesis advice from Docsity tutors
Teknologi molekular yang dapat digunakan sebagai metode identifikasi kontaminan daging babi/celeng pada daging dan makanan olahan secara cepat/rapid test adalah teknik PCR, yang terbagi kedalam konvensional PCR, Multiplex PCR, maupun yang terbaru adalah Real-Time PCR
Typology: Papers
1 / 13
This page cannot be seen from the preview
Don't miss anything!
Nama : Muhamad Nur Solakhudin NIM : 24020220130026 Kelompok : 3 Hari, tanggal : Kamis, 20 Oktober 2022 Asisten : Aulia Novianti
Mengetahui cara deteksi halal pada produk pangan dengan PCR. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Pangan Halal Makanan telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Setiap makanan yang dikonsumsi biasanya mencerminkan gaya hidup, budaya, agama, dan kesehatan suatu kelompok masyarakat. Dalam komunitas umat muslim, keputusan untuk mengonsumsi suatu makanan bergantung pada status kehalalannya. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999, Produk pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong lainnya termasuk bahan pangan yang diolah melalui proses rekayasa genetika dan iridiasi pangan dan yang pengelolaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum agama Islam. Dalam terminologi Islam, konsumsi daging babi, bangkai, darah dan turunannya, alkohol dan semua bahan berbahaya bagi kesehatan manusia dilarang dan diidentifikasi sebagai haram (tidak diperbolehkan). Makanan yang bebas dari unsur unsur tersebut disebut halal. Evaluasi zat dan metode yang tepat dalam pengolahan makanan didefinisikan sebagai persyaratan halal atau prinsip halal (Perdani et al., 2022). 2.2 Metode Analisis Halal Produk Pangan 2.2.1 Gas Chromatograhpy-Mass Spectrometry (GC-MS) GC-MS adalah kependekan dari Gas Chromaography Mass Spektrofotometry. Instrumen alat inimerupakan gabungan alat yang terdiri dari alat GC dan MS. Sampel yang hendak diperiksa diidentifikasi dahulu
MIR dan NIR paling umum digunakan, sedangkan ATR digunakan sebagai analisis lanjutan untuk mendeteksi kontaminan makanan karena persiapan sampel yang lebih sedikit (Andriyani et al., 2019). 2.2.3 Polimerase Chain Reaction (PCR) Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah teknologi dalam bidang biologi molekuler yang digunakan untuk memperbanyak salinanan sepotong DNA di bagian tertentu sehingga menghasilkan ribuan hingga jutaan salinan dari urutan DNA tertentu. PCR adalah teknik penggandaan atau amplifikasi sekuen DNA spesifik secara invitro dengan jalan polimerisasi secara simultan dengan primer yang komplementer dengan untai DNA target. Salah satu jenis PCR adalah Multiplex PCR, yaitu salah satu metode PCR yang secara bersamaan dapat memperbanyak suatu gen dalam satu kali reaksi. Multiplex PCR meningkatkan efisiensi dan keandalan untuk analisis simultan berbagai spesies hewan. Selain itu, multiplex PCR bekerja pada target secara bersamaan yang dapat mengurangi biaya dan waktu. Uji multiplex PCR menggunakan mitokondrial ND5, ATPase, dan cytochrome b (cytb) untuk deteksi lima spesies daging yang dilarang daam Islam untuk dimakan. Multiplex PCR menargetkan mitokondria ND2, 16S rRNA, dan cytb adalah metode yang akurat untuk membedakan daging bebek, babi, sapi, dan domba dalam produk makanan olahan. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi daging anjing, kucing, dan harimau menggunaka cytb dalam produk makanan dan kosmetik (Andriyani et al.,
3.1 Alat
No . Sampel bahan pangan Hasil Pengamatan Gel Elektroforesis Keterangan
Sosis sapi (Purwantoro et.al., 2022) Hasil amplifikasi fragmen DNA babi muncul pada sampel B karena pita nya menunjukan sejajar dengan kontrol positif babi. Hasil ini menunjukan bahwa ditemukan keberadaan cemaran babi pada sampel sosis sapi di kabupaten pandeglang
al., 2019), analisis biologi molekuler khususnya DNA yang menggunakan PCR memiliki kelebihan dibandingkan dengan menggunakan protein atau molekul lain yaitu karena DNA lebih stabil. Keuntungan utama penggandaan dengan PCR adalah kemampuan teknik ini untuk memperbanyak sekuen target pada preparasi DNA kasar atau RNA, sehingga tidak perlu dilakukan pemurnian cetakan. DNA relatif stabil dan masih terdapat pada banyak produk bahkan setelah pemrosesan produk makanan. Teknik PCR terbukti cepat dan spesifik dalam mendeteksi pemalsuan spesies. Teknologi molekular yang dapat digunakan sebagai metode identifikasi kontaminan daging babi/celeng pada daging dan makanan olahan secara cepat/rapid test adalah teknik PCR, yang terbagi kedalam konvensional PCR, Multiplex PCR, maupun yang terbaru adalah Real-Time PCR. Dari hasil visualisaisi terbentuk pita DNA untuk sapi 274pb dan untuk babi 398 pb (Matsunaga et al., 1999). Untuk produk B2 terbentuk pita DNA 398pb yang terindifikasi mengandung DNA babi, sedangkan untuk H2, K2, J2, dan S2 terbentuk pita 274pb yang artinya produk tersebut teridentifikasi mengandung sapi dan tidak teridentifikasi mengandung babi. Berdasarkan hasil diatas amplifiksi DNA sampel sosis yang diperoleh terdapat 4 sampel dengan kode H2, J2, K2, S2 berhasil teramplifikasi mengandung DNA sapi dan 1 sampel dengan kode B2 berhasil teramplifikasi mengandung DNA babi. Berdasarkan data tersebut menunjukan bahwa sampel tersebut mengindikasi adanya pemalsuan produk pangan yang berasal dari daging babi. Menurut (Settanni et al., 2006) Suatu sampel DNA dikatakan spesifik dan berhasil diamplifikasi apabila hasil analisis elektroforesis menunjukan adanya pita tunggal DNA dengan ukuran yang sesuai dengan penanda yang telah diketahui sebelumnya. Hasil amplifikasi fragmen DNA babi muncul pada sampel B2 karena pita nya menunjukan sejajar dengan kontrol positif babi. Hasil ini menunjukan bahwa ditemukan keberadaan cemaran babi pada sampel sosis sapi di kabupaten pandeglang
Makanan halal merupakan suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh masyarakat muslim Indonesia. Makanan halal harus terbebas dari kandungan babi baik sebagai bahan dasar maupun dalam proses pembuatannya. Terdapat beberapa metode yang telah dikembangkan untuk mengetahui adanya kontaminasi kandungan babi pada suatu produk daging olahan, antara lain yaitu metode analisis Pork Detection Kit (PDK), EnzymLinked Immunosorbent Assay (ELISA), Polymerase Chain Reaction DNA (PCR), Gas Chromatography (GC), Gas Chromatography-Mass Spectrophotometri (GC-MS), Fourier Transform-Infrared Spectroscopy (FTIR). Cara mendeteksi adanya campuran daging babi dalam bahan pangan melalui amplifikasi DNA mitokondria dengan metode PCR ( Polymerase chain reaction ), yaitu dengan mendeteksi keberadaan gen sitokrom b (cyt b) dari babi.
Semarang, 20 Oktober 2022 Mengetahui, Asisten Praktikan Aulia Novianti Muhamad Nur Solakhudin NIM. 24020219140081 NIM. 24020220130026