Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

pembahasan praktikum kepolaran dan kelarutan, Lab Reports of Chemistry

jnugdyuawgdygHWDwjakndjkaHDYQTAubddnds XhywagdygfdjWADNXAMBXCYUGFYHBDQxjasnbx

Typology: Lab Reports

2022/2023

Uploaded on 10/08/2023

nindia-ayu
nindia-ayu 🇮🇩

1 document

1 / 2

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Pembahasannya
Percobaan 1,
Percobaan 1 pengujian kepolaran dilakukan dengan mencampur dalam satu tabung reaksi (tidak
dikocok) air suling, heksana, dan eter. Setelah itu ditambah iodium baru dikocok. Proses pengocokan
dilakukan dengan menutup tabung reaksi menggunakan aluminium foil. Sebelum dikocok terlihat
lapisan larutan dengan susunan air suling di paling bawah adalh air suling, kemudian dilanjut dengan
eter dan yang paling atas heksana. Adanya lapisan tersebut disebabkan oleh perbedaan densitas
antara ketiganya. Desitas air suling adalah 1 g/cm3, densitas eter adalah 0,713 g/cm3, dan densitas
heksana adalah 0,659 g/cm3. Setelah pengocokan heksana dan eter menyatu kemudian membuat
lapisan dengan air suling.
Senyawa non-polar cenderung larut dalam pelarut non-polar seperti heksana dan eter. Ini karena
kedua senyawa ini memiliki sifat kepolaran yang rendah, sehingga keduanya bisa menyatu setelah
proses pengocokan . Senyawa polar, di sisi lain, cenderung larut dalam air. Air suling adalah pelarut
polar yang memiliki molekul dengan muatan parsial positif dan negatif, sehingga dapat berinteraksi
dengan senyawa polar melalui gaya intermolekular seperti ikatan hidrogen. Iodium adalah senyawa
non-polar yang memiliki gaya van der Waals yang kuat. Oleh karena itu, iodium larut dalam pelarut
non-polar seperti heksana dan eter, tetapi tidak larut dalam air yang polar.
Pada percobaan kedua digunakan air suling, iodium, dan kalium iodida (KI). Setelah dikocok terlihat
bahwa ternyata KI dan Air larut. Hal itu dikarenakan KI merupakan senyawa ionik polar sehingga bisa
larut dalam air. Kemudian saat dicampur dengan iodium, iodium tercampur dengan larutan air dan
KI. Kenapa iodium bisa bercampur dengan larutan polar padahal ia sukar larut dalam larutan polar?
Iodium adalah senyawa non-polar yang umumnya tidak larut dalam air. Namun, dalam beberapa
kasus, dapat terjadi reaksi yang menghasilkan ion iodat (I3-) yang larut dalam air, meningkatkan
kelarutan iodium. Dalam keadaan bebas, iodin berwujud padat dan berwarna ungu. Iodin sukar larut
dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan KI sebab membentuk K I subscript 3. Reaksinya adalah
sebagai berikut.
(Reaksi iod)
Kepekatan warna iodium dalam air berbeda dengan kepekatan warna lodium dalam larutan KI
(kalium iodida) karena iodium lebih mudah untuk larut dalam larutan Kl dibanding dengan dalam air.
Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya polaritas lodium yang membuatnya lebih mudah untuk
larut dalam pelarut dan sulit untuk larut dalam air (karena air bersifat polar).
Penambahan iodium juga memengaruhi pH larutan. Ini disebabkan oleh reaksi antara iodium dan air
yang membentuk asam iodat (HIO3) yang bersifat asam. Oleh karena itu, pH larutan meningkat
setelah penambahan iodium.
Kemudian di percobaan ketiga, Digunakan CHCL3 (kloroform), air suling, eter, dan kristal iodium.
Ketiga larutan yaitu air suling eter dan CHCl3 berpisah dengan urutan paling bawah adalah kloroform
, kemudian air suling, dan yang paling atas adalah eter. hal ini disebabkan oleh densitas masing
masing larutan. Densitas air suling adalah 1 g/cm3, densitas eter adalah 0,713 g/cm3, dan densitas
CHCl3 adalah 1,49 g/cm3. Setelah dikocok dengan dicampur kristal iodium, terlihat bahwa eter dan
kloroform menyatu dan berwarna merah pekat. Hal ini dikarenakan kedua larutan tersebut sama
sama non polar. Air suling yang merupakan larutan polar tidak berwarna.
Kemudian di percobaan 4 digunakan larutan heksana, air suling, dan etanol. Sebelum dikocok ketiga
larutan tersebut membentuk lapisan dengan yang paling bawah adalah air, kemudian etanol, dan
pf2

Partial preview of the text

Download pembahasan praktikum kepolaran dan kelarutan and more Lab Reports Chemistry in PDF only on Docsity!

Pembahasannya Percobaan 1, Percobaan 1 pengujian kepolaran dilakukan dengan mencampur dalam satu tabung reaksi (tidak dikocok) air suling, heksana, dan eter. Setelah itu ditambah iodium baru dikocok. Proses pengocokan dilakukan dengan menutup tabung reaksi menggunakan aluminium foil. Sebelum dikocok terlihat lapisan larutan dengan susunan air suling di paling bawah adalh air suling, kemudian dilanjut dengan eter dan yang paling atas heksana. Adanya lapisan tersebut disebabkan oleh perbedaan densitas antara ketiganya. Desitas air suling adalah 1 g/cm3, densitas eter adalah 0,713 g/cm3, dan densitas heksana adalah 0,659 g/cm3. Setelah pengocokan heksana dan eter menyatu kemudian membuat lapisan dengan air suling. Senyawa non-polar cenderung larut dalam pelarut non-polar seperti heksana dan eter. Ini karena kedua senyawa ini memiliki sifat kepolaran yang rendah, sehingga keduanya bisa menyatu setelah proses pengocokan. Senyawa polar, di sisi lain, cenderung larut dalam air. Air suling adalah pelarut polar yang memiliki molekul dengan muatan parsial positif dan negatif, sehingga dapat berinteraksi dengan senyawa polar melalui gaya intermolekular seperti ikatan hidrogen. Iodium adalah senyawa non-polar yang memiliki gaya van der Waals yang kuat. Oleh karena itu, iodium larut dalam pelarut non-polar seperti heksana dan eter, tetapi tidak larut dalam air yang polar. Pada percobaan kedua digunakan air suling, iodium, dan kalium iodida (KI). Setelah dikocok terlihat bahwa ternyata KI dan Air larut. Hal itu dikarenakan KI merupakan senyawa ionik polar sehingga bisa larut dalam air. Kemudian saat dicampur dengan iodium, iodium tercampur dengan larutan air dan KI. Kenapa iodium bisa bercampur dengan larutan polar padahal ia sukar larut dalam larutan polar? Iodium adalah senyawa non-polar yang umumnya tidak larut dalam air. Namun, dalam beberapa kasus, dapat terjadi reaksi yang menghasilkan ion iodat (I3-) yang larut dalam air, meningkatkan kelarutan iodium. Dalam keadaan bebas, iodin berwujud padat dan berwarna ungu. Iodin sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam larutan KI sebab membentuk K I subscript 3. Reaksinya adalah sebagai berikut. (Reaksi iod) Kepekatan warna iodium dalam air berbeda dengan kepekatan warna lodium dalam larutan KI (kalium iodida) karena iodium lebih mudah untuk larut dalam larutan Kl dibanding dengan dalam air. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya polaritas lodium yang membuatnya lebih mudah untuk larut dalam pelarut dan sulit untuk larut dalam air (karena air bersifat polar). Penambahan iodium juga memengaruhi pH larutan. Ini disebabkan oleh reaksi antara iodium dan air yang membentuk asam iodat (HIO3) yang bersifat asam. Oleh karena itu, pH larutan meningkat setelah penambahan iodium. Kemudian di percobaan ketiga, Digunakan CHCL3 (kloroform), air suling, eter, dan kristal iodium. Ketiga larutan yaitu air suling eter dan CHCl3 berpisah dengan urutan paling bawah adalah kloroform , kemudian air suling, dan yang paling atas adalah eter. hal ini disebabkan oleh densitas masing masing larutan. Densitas air suling adalah 1 g/cm3, densitas eter adalah 0,713 g/cm3, dan densitas CHCl3 adalah 1,49 g/cm3. Setelah dikocok dengan dicampur kristal iodium, terlihat bahwa eter dan kloroform menyatu dan berwarna merah pekat. Hal ini dikarenakan kedua larutan tersebut sama sama non polar. Air suling yang merupakan larutan polar tidak berwarna. Kemudian di percobaan 4 digunakan larutan heksana, air suling, dan etanol. Sebelum dikocok ketiga larutan tersebut membentuk lapisan dengan yang paling bawah adalah air, kemudian etanol, dan

yang paling atas adalah heksana. Kembali lagi ini disebabkan oleh perbedaan desnsitas antara ketiganya. Densitas air suling adalah 1 g/cm3, densitas etanol adalah 0,789 g/cm3, dan densitas heksana adalah 0,659 g/cm3. Setelah dikocok menggunakan kristal iodium, terlihat dua lapisan. Warna ungu diatas dan kuning. Yang berwarna kuning adalah campuran antara air suling dan etanol. Air suling dan etanol menyatu karena keduanya merupakan polar. Dan yang berwarna ungu adalah heksana. Ia berpisah dengan air suling dan etanol karena kepolarannya yang rendah. lodine berwarna ungu dalam pelarut hidrokarbon dan coklat kekuningan dalam air. Warna larutan lodine bergantung pada sifat pelarutnya. Warna ungu iodin saat bercampur dengan heksana terjadi karena terbentuknya senyawa kompleks antara iodin dan molekul-molekul heksana. Senyawa kompleks ini memiliki struktur yang mengakibatkan perubahan warna iodin dari coklat ke ungu. Perubahan warna ini adalah hasil dari interaksi antara elektron-elektron dalam molekul iodin dan molekul-molekul heksana. Ketika iodin berinteraksi dengan heksana, terjadi perubahan dalam distribusi elektron yang menghasilkan perubahan warna tersebut. Kesimpulan

  1. kelarutan senyawa bergantung pada sifat kepolaran senyawa dan pelarutnya. Senyawa non- polar lebih larut dalam pelarut non-polar, sementara senyawa polar lebih larut dalam pelarut polar seperti air. Iodium, sebagai contoh non-polar, larut dalam pelarut non-polar tetapi tidak dalam air yang polar.
  2. Jika mencampur antara larutan polar dan nonpolar hasilnya akan menjadi larutan heterogen. Lapisan-lapisannya dipengaruhi oleh densitas (berat jenis) masing-masing larutan
  3. Larutan Kalium iodida (KI) bisa meningkatkan kelarutan iodium dalam air. Hal ini disebabkan oleh reaksi pada KI yang menghasilkan ion iodat (I3-) yang larut dalam air.
  4. Perubahan warna yang terjadi karena penambahan solut pada solvent diakibatkan oleh sifat masing-masing solut dan solvent tersebut.