Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

Laki-laki atau Perempuan, Sepenting Itu Kah?, Summaries of Political Sociology

Paper ini membahas tentang urgensi SDGs kesetaran gender, paper ini juga membeberkan permasalah mahasiswa/i di kampus seputar SDGs ini dan kemungkinan penyelesaiannya

Typology: Summaries

2021/2022

Uploaded on 11/17/2022

keziahanif
keziahanif 🇮🇩

5

(2)

1 document

1 / 7

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Laki-Laki atau Perempuan, Sepenting Itu
Kah?
Disusun Oleh:
Kelompok 2.5 GAB02
1. Muhammad Hanif Ananda Kezia (1105223038)
2. Kirenina Fariha Safitri (1105223083)
3. Cantik Zelda Herawan (1105223102)
4. Nugraha Arif Widyatna (1105223069)
5. Eriko Saputra (1105223085)
Dosen Pembimbing :
Dr. Runik Machfiroh, S.Pd., M.Pd
Mata Kuliah :
PENDIDIKAN PANCASILA
TELKOM UNIVERSITY
l. Telekomunikasi. 1, Terusan Buahbatu - Bojongsoang, Telkom University, Sukapura,
Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40257
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download Laki-laki atau Perempuan, Sepenting Itu Kah? and more Summaries Political Sociology in PDF only on Docsity!

Laki-Laki atau Perempuan, Sepenting Itu

Kah?

Disusun Oleh : Kelompok 2.5 GAB

**1. Muhammad Hanif Ananda Kezia (1105223038)

  1. Kirenina Fariha Safitri (1105223083)
  2. Cantik Zelda Herawan (1105223102)
  3. Nugraha Arif Widyatna (1105223069)
  4. Eriko Saputra (1105223085)** Dosen Pembimbing : Dr. Runik Machfiroh, S.Pd., M.Pd Mata Kuliah : PENDIDIKAN PANCASILA

TELKOM UNIVERSITY

l. Telekomunikasi. 1, Terusan Buahbatu - Bojongsoang, Telkom University, Sukapura, Kec. Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40257

BAB 1

Pendahuluam

A. Latar Belakang

Kesetaraan yang sering kali terlihat dan terjadi adalah diskriminasi pada gender yang terjadi di berbagai wilayah dan kejadiannya sangat beragam. Ada begitu banyak perbedaan yang sering dikaitkan dengan gender dalam hal kepantasan dalam berperilaku. Faktor dari penyebab terjadinya diskriminasi gender ini bisa karena dari faktor lingkungan, budaya, dan agama. Karenanya, kesetaraan gender ini diperlukan di masyarakat agar bisa membangun masyarakat yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia untuk meningkatkan taraf hidup baik itu perempuan ataupun laki-laki. Tetapi konsep kesetaraan gender ini tidak berarti harus menyamaratakan semua hal sama antara laki-laki dengan perempuan, hanya saja dengan adanya kesetaraan gender ini, seseorang bisa memutuskan sesuatu bagi dirinya tanpa dibebani konsep gender. Sehingga tujuan utama dari pengembangan kesetaraan gender ini adalah agar kita semua bisa seimbang, setara, adil dalam mewujudkan impiannya masing-masing tanpa harus bergantung dengan kata 'gender'. B. Rimgkasan Analisa Dari data yang kami dapat kami melihat narasumber sangat menolak adanya diskriminasi gender dan narsumber juga sama-sama memberikan solusi berupa speak up dari para korban. C. Tujuan Kami disini mengambil SDGs no 5 yang berkaitan dengan 'kesetaraan gender'. Alasan kami memilih masalah ini karena masih banyak orang yang meremehkan tentang kesetaraan gender. Kesetaraan gender yang biasa terlihat dipublik adalah diskriminasi pada perempuan,tetapi sebenarnya banyak juga diskriminasi pada laki-laki contohnya seperti, laki- laki yang suka ballet sering dianggap buruk atau dipandang remeh karena awamnya ballet diperuntukan untuk perempuan padahal banyak laki-laki yang berbakat dalam bidang ini.

BAB 2

Pengolahan Data

A. Cara Pengambilan Data Kami melakukan pengambilan data dengan melakukan wawancara langsung kepada 3 narasumber yang tidak dapat kami sebutkan identitasnya. Kami melakukan wawancara secara audio. Data yang kami dapatkan berdasarkan pertanyaan:  Apakah narasumber pernah melihat atau merasakan diskiriminasi gender?  Apakah diskriminasi gender berpengaruh kepada kehidupan sehari-hari?  Apa pendapat narasumber terkait diskiriminasi gender?  Menurut narasumber, mengapa bisa terjadi diskriminasi gender?  Apa menurut narasumber diskriminasi gender bisa dihilangkan?  Apa usaha yang narasumber lakukan agar tidak terkena diskriminasi gender? B. Analisa Kami melakukan wawancara kepada dua orang narasumber yaitu narasumber laki-laki dan juga perempuan, berikut data yang kami dapatkan: Narasumber pertama (Wanita):  Pernah, jadi narasumber merasakan sendiri yaitu merasa dia sangat berbeda dengan sang kaka lelakinya, merasa kenapa semua pekerjaan seperti pekerjaaan rumah tangga hanya dia yang melakukan dan sang kaka tidak.  Narasumber merasa diskriminasi ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena, berdasarkan pengalaman pribadi narasumber dia merasa ini menjadi habbit dalam kehidupan bahwa perempuan harus melakukan pekerjaan rumah tangga padahal laki-laki juga bisa.  Narasumber pada dasarnya merasa netral-netral saja akan hal ini. Namun, narasumber jika ditanya kecenderungannya lebih ke arah Pro menolak diskriminasi gender  Narasumber merasa kebiasaan ini sudah ada sejak dulu, jadi narasumber merasa bahwa hal ini bisa saja tidak ada namun, tidak mudah.  Narasumber bependapat bahwa, diskriminasi gender bisa hilang karena mulai banyaknya korban-korban yang speak up terkait ini

 Narasumber memberikan penjelasan kepada pelaku bahwa ini bukanlah hal benar, dan memberikan pengarahan pada pelaku Narasumber kedua (Pria):  Narasumber tidak pernah merasakan secara langsung diskriminasi gender. Namun, narasumber pernah melihat/mendengar secara langsung dari korban diskriminasi gender yang berbau sexuality.  Narasumber berpendapat bahwa diskriminasi gender sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Narasumber berpendapat bahwa hidup ini adalah kebersamaan tiap-tiap gender dan merasa bahwa diskriminasi gender ini adalah masalah yang sangat mengganggu hidup tiap-tiap individu. Terutama korban dari diskriminasi gender.  Narasumber menolak keras adanya diskriminasi gender. Karena, narasumber berpendapat bahwa setiap kehidupan adalah kebersamaan dan narasumber juga mengatakan bahwa perlakuan diskriminasi gender dapat menyinggung korban walau itu hanya candaan semata.  Karena, narasumber berpendapat bahwa karena banyaknya statement bahwa laki-laki adalah pemimpin dari segalanya, laki-laki tuh bisa semuanya, dan itu memberikan pandangan bahwa perempuan tidak punya hak yang sama seperti laki-laki. Karena itu juga banyak sekali statment yang mengatakan bahwa perempuan adalah mahluk lemah, mahluk untuk dimanja, dan tidak dihargai.  Narasumber berpendapat, karena kemajuan teknologi diskriminasi gender ini bisa muali menjadi hilang di masyarakat. Karena, banyaknya korban-korban yang mulai berani speak up terkait masalah ini dan narasumber juga berharap selama 5 tahun kedepan stigma-stigma tentang diskriminasi gender akan hilang.  Narasumber mengatakan bahwa narasumber akan berterus terang bahwa tidak nyaman diperlakukan seperti itu. Dari data yang kami dapat, kami melihat kedua narasumber sangat menolak adanya diskriminasi gender, kedua narasumber juga mempunyai pengalaman pahit terkait diskriminasi gender. Kedua narasumber juga sama-sama memberikan opini yang sama yaitu masalah ini adalah permasalahan dari statement-statement masyarakat yang menganggap bahwa laki-laki itu biasa segalanya dan perempuan tidak memiliki hak yang sama seperti laki-laki.

DAFTAR PUTSAKA

  1. Dewi, Sinta R, (2006), Gender Mainstreaming Feminisme, Gender dan Transformasi Institusi, dalam Jurnal Perempuan, No. 50, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  2. Abdullah, Irwan (1998), Rekonstruksi Gender terhadap Realitas Wanita, dalam Bainar (ed) :Wacana Perempuan dalam Keindonesiaan dan Kemodernan, Yogyakarta : PT. Pustaka Cidesindo.
  3. Soeparman, Surjadi, (2006),Mengapa Gender Mainstreaming Menjadi Aksi Nasional, dalam Jurnal Perempuan, No. 50, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  4. Engle, Patrice L, (1998), Upaya Untuk Meraih Kesetaraan Gender dan Untuk Mendukung Anak-anak, dalam Jurnal Perempuan, No. 05, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  5. Silawati, Hartian,(2006),Pengarusutamaan Gender: Mulai Dari Mana, dalam Jurnal Perempuan, No. 50, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  6. Caraway, Tery. L, (1998), Perempuan dan Pembangunan, dalam Jurnal Perempuan, No. 05, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  7. Cattleya, Leya, (2006), Pelembagaan Akuntabilitas Pengarus utamaan Gender: Bukan Sesuatu yang Mustahil, dalam Jurnal Perempuan, No. 50, Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
  8. Dewayani, Tantri, (2021), Kartini dan Kesetaraan Gender, No One Left Behind, Jakarta Pusat: dkjn.kemenkeu.go.id