Docsity
Docsity

Prepare for your exams
Prepare for your exams

Study with the several resources on Docsity


Earn points to download
Earn points to download

Earn points by helping other students or get them with a premium plan


Guidelines and tips
Guidelines and tips

History of Islamic Intellectualism and Centers of Islamic Civilization: An Overview, Exercises of Religious Studies

semoga bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa

Typology: Exercises

2020/2021

Uploaded on 04/07/2021

adhitya-armansyah
adhitya-armansyah 🇮🇩

5

(6)

10 documents

1 / 5

Toggle sidebar

This page cannot be seen from the preview

Don't miss anything!

bg1
Nama : Muhammad Adhitya Armansyah
NIM : 200404038
Hari, tanggal : Rabu, 06 Januari 2021
Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam
1. Jelaskan dengan singkat sejarah intelektual Islam dan pusat-pusat peradaban Islam!
Jawab:
Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution (1986),
dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan
menjadi tiga masa, yaitu masa klasik antara tahun 650 1250 M, masa pertengahan
antara tahun 1250 1800 M, dan masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai
sekarang.
Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi, Imam Maliki,
Imam Hambali, dan Imam Syafi’I bersama dengan itu lahir pula filosof Muslim
seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang filosof muslim pertama, Ar Razi (filosof
besar) tahun 865 M, Al Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung
sistem filsafat. Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir terkenal
tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Bajjah tahun
1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M.
Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan sejarah
pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan
wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai
sekarang.
Ini merupakan awal kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam.
Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga terjadi perdebatan
antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran saat itu adalah pemikiran dikotomis
antara agama dengan ilmu dan aturan urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik
kulminasinya adalah ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa
pemerintah, sehingga fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi
umat menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya.
Ada pertanyaan yang mendasar yang dilontarkan oleh intelektual Muslim.
Mengapa umat Islam tidak bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknlogi modern?
Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan filsafat orang-orang Muslim?
Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi
keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan masa pertengahan.
Pada masa kejayaan banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat material, oleh
karena itu, pada jaman modern ini nampaknya jarang sekali para ilmuwan dan tokoh-
tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir dari negara-negara kaya dari Timur Tengah, atau
dari negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam seperti negara Indonesia ini.
pf3
pf4
pf5

Partial preview of the text

Download History of Islamic Intellectualism and Centers of Islamic Civilization: An Overview and more Exercises Religious Studies in PDF only on Docsity!

Nama : Muhammad Adhitya Armansyah NIM : 200404038 Hari, tanggal : Rabu, 06 Januari 2021 Mata kuliah : Pendidikan Agama Islam

  1. Jelaskan dengan singkat sejarah intelektual Islam dan pusat-pusat peradaban Islam! Jawab: Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution (1986), dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu masa klasik antara tahun 650 – 1250 M, masa pertengahan antara tahun 1250 – 1800 M, dan masa modern, yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang. Pada masa klasik, lahir ulama Madzab seperti, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali, dan Imam Syafi’I bersama dengan itu lahir pula filosof Muslim seperti Al-Kindi tahun 801 M seorang filosof muslim pertama, Ar Razi (filosof besar) tahun 865 M, Al Farabi tahun 870 M. dia dikenal sebagai pembangun agung sistem filsafat. Berikutnya Ibnu Maskawaih tahun 930 M, merupakan pemikir terkenal tentang pendidikan akhlak, kemudian Ibnu Sina tahun 1037 M, Ibnu Bajjah tahun 1183 M, dan Ibnu Rusydi tahun 1126 M. Pada masa pertengahan, yaitu tahun 1250-1800 M dalam catatan sejarah pemikiran Islam masa ini merupakan fase kemunduran, karena filsafat mulai dijauhkan dari umat Islam, sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia dengan akhirat, dan pengaruhnya terasa sampai sekarang. Ini merupakan awal kemunduran ilmu pengetahuan dan filsafat di dunia Islam. Sejarah dengan perdebatan di kalangan filsuf muslim juga terjadi perdebatan antara fuqoha dengan para ahli teologi. Pemikiran saat itu adalah pemikiran dikotomis antara agama dengan ilmu dan aturan urusan dunia dengan urusan akhirat. Titik kulminasinya adalah ketika para ulama sudah mendekat kepada para penguasa pemerintah, sehingga fatwa-fatwa mereka tidak diikuti lagi oleh umatnya dan kondisi umat menjadi carut-marut kehilangan figur pemimpin yang dicintainya. Ada pertanyaan yang mendasar yang dilontarkan oleh intelektual Muslim. Mengapa umat Islam tidak bisa menguasai ilmu pengetahuan dan teknlogi modern? Bukankah dahulu yang menguasai ilmu dan filsafat orang-orang Muslim? Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena orang Islam tidak mau melanjutkan tradisi keilmuan yang diwariskan oleh para ulama besar masa klasik dan masa pertengahan. Pada masa kejayaan banyak terbuai dengan kemegahan yang bersifat material, oleh karena itu, pada jaman modern ini nampaknya jarang sekali para ilmuwan dan tokoh- tokoh ilmu kaliber dunia yang lahir dari negara-negara kaya dari Timur Tengah, atau dari negara-negara yang penduduknya mayoritas Islam seperti negara Indonesia ini.

Pusat-pusat peradaban Islam a. Makkah Makkah Al-Mukarramah merupakan kota tempat lahirnya agama Islam, di mana Nabi Muhammad SAW. lahir dan memproleh wahyu Al-Qur’an di Kota Mekah. Mekah juga merupakan kota budaya Islam. Awalnya Mekah merupakan pusat peradaban Jahiliah yang penuh dengan paganisme. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., kota Mekah menjadi kota suci umat Islam. Di kota ini juga terdapat Ka’bah di Masjidil Haram yang merupakan kiblat umat Islam dalam shalat. Ka’bah di Masjidil Al-Haram, Mekah Al-Mukaramah sebagai lambang persatuan umat Islam seluruh dunia. Dari Madinah setelah posisi dan kekuatan Nabi Muhammad dan pengikutnya menjadi besar, beliau merebut kembali kota Mekah dengan cara menaklukkan kota itu secara damai, pada tahun 8 H (630 M) sehingga dikenal dengan Fathu Makkah , yaitu terbukanya kota Mekah. b. Madinah Madinah Al-Munawwarah, awalnya kota ini bernama Yatsrib. Kota Madinah menjadi pusat kebudayaan Islam setelah nabi Muhammad berhijrah dari Mekah ke Yatsrib. Setelah nabi hijrah ke Yatsrib, maka kota tersebut dijadikan pusat jemaah kaum muslimin, dan selanjutnya menjadi ibu kota negara Islam yang segera didirikan oleh Nabi, dengan diubah namanya menjadi Madinah. Dari Madinah inilah Nabi meneruskan perjuangan menyebarkan agama Islam. Di Madinah selama 13 tahun nabi membina dan mengembangkan masyarakat Islam. Bahkan di Madinah ini, Nabi membangun sistem kehidupan bermasyarakat Islam yang dicita-citakan. Di tengah-tengah kota Madinah, segera Nabi membangun masjid, yang menjadi pusat ibadah dan kebudayaan, bahkan dijadikan markas besar negara Islam. Bagi negara yang baru dibangun itu, nabi telah meletakkan dasar-dasarnya yang kuat, diantaranya yaitu ukhuwah Islamiyah, persaudaraan Islam. Nabi SAW. mempersaudarakan antara semua kaum muslimin yang berbeda-beda suku dan bangsa, yang berlain-lainan warna kulit dan rupa. Al-Wahdatul Islamiyah mengantikan Al-Wahdatul Qaumiyah, sehingga dengan demikian mereka semua menjadi bersaudara dan sederajat. Madinah juga merupakan pusat pemerintahan Islam pada masa Nabi Muhammad, dan kemudian masa khulafaur rasyidin. Sejak masa pemerintahan dipegang oleh Muawiyah bin Abi Sufyan, pusat pemerintahan dipindahkan ke Damaskus. Madinah Al-Munawwarah merupakan kota pusat kebudayaan Islam di Arab, karena kota ini merupakan pusat ilmu pengetahuan dan kota perjuangan Nabi dalam menegakkan agama Islam sekaligus merupakan pusat peradaban Islam. Di kota ini pula terdapat masjid Nabi yang terkenal dengan nama Masjid Nabawi. Setelah perang Khaibar, Nabi SAW. sendiri memperbesar masjid ini, kemudian berturut-turut diperbesar lagi oleh Khalifah Umar bin Khattab, dan Khalifah Utsman bin Affan. Masjid tidak saja menjadi tempat beribadah, tetapi

lengkap dengan istananya, Jauhar As-Siqili mendirikan masjid Al-Azhar pada 17 Ramadhan 359 H (970 M). Masjid Al-Azhar dalam perkembangannya menjadi universitas besar. Kota Kairo mengalami puncak kejayaan pada masa Dinasti Fathimiyah yaitu pada masa pemerintahan Shalahuddin Al-Ayyubi, pemerintahan Baybars, dan pemerintahan An-Nashir pada masa Dinasti Mamalik. Periode Fathimiyah dimulai dengan Al-Muiz dan puncaknya terjadi pada masa pemerintahan Al-Aziz. Dinasti Fathimiyah dapat ditumbangkan oleh Dinasti Ayyubiyah yang didirikan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi. Shalahudin tetap mempertahankan lembaga- lembaga ilmiah yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah tetapi mengubah orientasi keagamaannya dari Syi’ah menjadi Ahlus Sunnah. Kekuasaan Dinasti Ayyubiyah di Mesir diteruskan oleh Dinasti Mamalik. Dinasti ini mampu mempertahankan pusat kekuasannya dari serangan Mongol bahkan dapat mengalahkan tentara Mongol di Ain Jalut di bawah pimpinan Baybars yang berkuasa dari 1260-1277 M. Baybars juga dikenal sebagai pahlawan Perang Salib. Kairo menjadi satu-satunya pusat peradaban Islam yang terpenting. Tahun 1517 M, Dinasti Mamalik dapat dikalahkan oleh Dinasti Usmani di Turki, Kairo hanya dijadikan sebagai ibu Kota provinsi Kerajaan Usmani. e. Damaskus di Syiria Damaskus pada zaman sebelum Islam adalah ibu kota Kerajaan Romawi Timur di Syiria. Damaskus merupakan kota lama pada zaman daulah Bani Ummayah dan dijadikan ibu kota negara sejak pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan, khalifah pertama Bani Ummayah. Di kota Damaskus banyak didirikan gedung-gedung yang indah, yang bernilai seni, disamping kotanya sendiri dibangun sedermikian rupa teratur dan indahnya, dengan jalan-jalannya yang lebih merimbun, kanal-kanal yang bersimpang siur berfungsi sebagai jalan dan pengairan, taman-taman rekreasi yang menakjubkan. Di kota Damaskus terdapat Masjid Damaskus yang megah dan agung, masjid ini dibangun oleh Khalifah Al- Walid bin Abul Malik dengan arsiteknya Abu Ubaidah bin Jarrah. Masjid yang panjangnya 300 meter dan lebarnya 200 meter, dibangun di atas 68 pilar yang kokoh, dengan biaya 11.200.000 dinar. f. Kairawan Kairawan merupakan kota baru terletak di Afrika utara. Kota ini dibangun pada masa Dinasti Umayyah. Aqabah bin Nafi yang telah diangkat oleh Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi gubernur Afrika, memindahkan ibu kota wilayah Afrika dari Barqah ke suatu desa yang bernama Kairawan. Dan dibangunlah di tempat itu ibu kota baru bagi wilayah Afrika yang juga dinamakan Kairawan. Di kota Kairawan terdapat Masjid Kairawan yang dibangun pada masa Khalifah Hisyam bin Abdul Malik oleh Aqabah, gubernur Afrika Utara. Masjid ini adalah masjid yang termasyur. Berkali-kali masjid ini mengalami perbaikan dan pelebaran oleh para gubernur yang silih berganti menjabat, sehingga akhirnya menjadi satu masjid kebanggaan kaum muslimin di Afrika Utara, terutama dengan kubahnya yang terkenal dengan “Qubatul Bahwi”. Kota Kairawan kemudian menjadi kota Internasional. g. Isfahan di Persia

Kota Isfahan adalah ibu kota Kerajaan Shafawi. Kota Isfahan merupakan kota tua didirikan oleh Yazdajird 1 (Buhtanashar) Raja Persia. Kota Isfahan dikuasai Islam pada tahun 19 H/640 M pada masa Umar bin Khatab. Kota Isfahan sekarang masuk dalam wilayah Iran. Pada waktu Abbas I Sultan Safawiyah menjadikan Isfahan sebagai ibu kota kerajaannya, kota ini terletak di atas sungai Zandah, dan di atasnya membentang tiga buah jembatan yang megah dan indah. Pada tahun 625 H/1228 M terjadi pertempuran besar Isfahan, ketika tentara Mongol datang menyerbu negeri-negeri Islam dan menjadikan Isfahan sebagai salah satu bagian dari wilayah kekuasaan Mongol itu. Ketika Timur Lenk menyerbu negeri-negeri Islam pada tahun 790/1388 M, kota Isfahan ikut jatuh di bawah kekuasaan Timur Lenk. Pada tahun 1141 H/1729 M, kota Isfahan berada di bawah kekuasaan Nadir Syah.

  1. Bagaimana menurut saudara tentang perkembangan budaya dan peradaban modern? Jawab: Menurut saya perkembangan budaya sekarang ini lebih cenderung mengikuti gaya kebudayaan Barat yang cenferung tidak cocok dengan kebudayaan Islam. Sedangkan untuk peradaban modern sekarang ini sudah sangat maju di berbagai bidang, terutama di bidang teknologi.